Lama ga nge-blog.
Akhir-akhir ini saya merasa terusik dengan banyaknya beredar
cerita yang simpang-siur tentang Asal Mula Kota Sangatta. Kali ini saya mencoba
menceritakan sedikit apa yang saya ketahui tentang asal nama tersebut.
Kota Sangatta dengan nama yang demikian bukan tidak memiliki
sejarah. Banyak versi yang berbeda menafsirkan dengan perkiraan dan praduga
yang tidak berdasar pada kenyataan yang sebenarnya. Sehingga para pendatang yang baru di sini banyak
yang tidak mengetahui asal mula nama kota tersebut, sehingga disesatkan oleh
cerita rekayasa yang dikembangkan dari mulut ke mulut.
Sebagai bagian dari masyarakat Sangatta saya merasa
berkepentingan untuk segera meluruskan cerita ini agar tidak menjadi
simpang-siur. Meskipun saya juga hanyalah pendatang namum sudah tinggal dan
menetap di kota Sangatta sejak tahun 1979, ketika itu saya anak-anak saat keluarga
kami pindah ke sini.
Kota Sangatta telah mengalami beberapa kali perubahan ejaan
dan penulisannya nama. Sejak semula namanya adalah SENGATA, (lihat peta 1980an) nama Sengata ini memang
telah ada sejak sebelum jaman penjajahan, karena diambil berdasarkan nama
seorang kepala adat masyarakat Kutai yang sangat terkenal pada masa kejayaan
kerajaan Kutai di Tenggarong. Dan nama Sengata tetap disebut demikian hingga
negara kita telah merdeka.
Pada perkiraan sekita tahun 1950 – 1970 di Sengata banyak
dikunjungi pengusaha dari Philipina yang membeli kayu log secara besar-besaran.
Sehingga pada waktu itu penduduk Sengata rata-rata berpenghasilan sangat tinggi,
yang dikenal oleh penduduk dengan istilah “Banjir Cup”. (inilah salah satu alasan mengapa harga barang di Sengata cukup mahal).
Oleh karena pengaruh lidah dan dialek orang-orang asing tersebut mereka
menyebut SANGATA dan selalu menulis dengan ejaan yang demikian. Karena pada
waktu itu Sangata hanyalah desa kecil yang cukup terpecil, maka pemerintah
tidak terlalu memperhatikan akan perubahan ejaan tersebut.
Seiring dengan jaman tersebut dilanjutkan dengan masuk dan hadirnya
Perusahaan Pertambangan Minyak Negara yang sekarang PERTAMINA juga mulai
beroperasi di Sengata. Pada awal-awal sejak masa survei itu banyak juga pendatang
mancanegara dari negara Australia. Lidah mereka pula yang cenderung menambahkan doble TT sehingga penulisannya
menjadi SANGATTA.
Ketika Sangatta sudah menjadi Kabupaten, Bapak Bupati Awang
Faroek pernah mencoba mengembalikan namanya menjadi SENGATA, namun setelah digantikan
oleh Bapak Bupati Isran Nor dirubah menjadi SANGATTA lagi, entah atas
pertimbangan dari mana. Pengaruh ini berlanjut hingga sekarang. Meskipun penduduk
Sangatta Lama masih terbiasa menyebut Sengata baik secara langsung maupun
melalui kelembagaan daerah. Namun pada jalur pemerintahan kita terpaksa
mengikuti yang telah ditetapkan.
(sumber : saya sendiri)
Yang lebih parah lagi sekarang di Google Map malah ditulis
SANGATTE, ini tambah ga jelas…
SEMOGA BERMANFAAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar